Laman

Selasa, 24 Agustus 2010

Pendahuluan
Perkembangan Kota Jayapura yang semakin pesat akhir-akhir ini dan tak terkendali akan menimbulkan berbagai permasalahan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kebutuhan akan ruang untuk membangun permukiman, perkantoran, pendidikan, perdagangan, industri dan tempat rekreasi. Itu semua karena pertambahan penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun, pertumbuhan penduduk tidak hanya terjadi secara alamiah tetapi juga non alamiah, karena kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi merupakan komponen-komponen penyebab perubahan jumlah penduduk, komposisi penduduk, densitas penduduk, distribusi penduduk dan pertumbuhan penduduk disuatu daerah/suatu wilayah. Kelahiran mempunyai sisi plus sedangkan kematian mempunyai sisi minus dan migrasi mempunyai sisi minus dan plus. Dikatakan demikian karena kelahiran dan kematian merupakan dua komponen biologis yang secara absolute akan menambah dan mengurangi jumlah penduduk di suatu tempat, sedangkan migrasi sebagi suatu komponen non alamiah dan tidak absolut mempengaruhi jumlah penduduk disuatu daerah yang luas (skala dunia dan skala negara). Jumlah penduduk kota-desa, jumlah penduduk kecamatan disuatu propinsi, atau jumlah penduduk propinsi disuatu negara.
Kota Jayapura yang merupakan Ibu kota Propinsi Papua sehingga akan mempengaruhi terhadap segala aspek pembangunannya yang jika tidak terkendali maka akan menimbulkan permasalahan diantaranya permasalahan sampah, lalulintas, pendidikan dan kesehatan serta penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan perencanaan. Karena daya tarik Kota Jayapura sebagai pusat pemerintahan propinsi Papua, sehingga menyebabkan mobilitasa penduduk (migrasi) semakin meningkat, sebab kota jayapura merupakan suatu daerah terbuka yang akan mengalami perkembangan dengan cepat sehingga dimungkinkan melalui mobilitas (migrasi ) penduduk. Perkembangan cepat tersebut akan berdampak positif, tetapi juga berdampak negatif. Maka dampak perkembangan kota yang positif harus terus ditingkatkan, sedangkan dampak pembangunan yang negatif perlu dipelajari untuk diperbaiki, guna mengurangi dampak negatifnya.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa kota jayapura selain sebagai ibu kota prpinsi papua juga merupakan daerh yang terbuka sehingga memungkinkan terjadinya imigrasi dalam jumlah yang besar, sehingga akan mempengaruhi setiap aspek pembangunan dikota jayapura, yang justru menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya permasalahan pendidikan permukiman terkait dengan penggunaan lahan, kesehatan, sampah, lalulintas dan kriminalitas. Untuk itu penyusun akan berusaha untuk mendeskripsikan tentang beberapa masalah yang penyusun anggap bahwa sedang terjadi di kota Jayapura, pada point pembahasan yang dikaji berdasarkan Geografi Kota.

Pembahasan
Permasalahan Pendidikan
Suatu kota atau daerah akan maju dan berkembang jika ditunjang dengan sumber daya manusia yang mantap dan handal dalam berbagai bidang, tetapi jika sumber daya manusianya belum siap untuk bersaing pada era globalisasi seperti sekarang ini maka kota atau daerah yang bersangkutan tidak akan berkembang untuk menjadi kota besar ataupun menjadi kota metropolitan. Sebab kita ketahui bersama bahwa tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana amanat Pembukaan UUD 1945. Tetapi buktinya pemerintah Kota Jayapura belum mampu memprioritaskan pendidikan sebagai salah satu factor penting penunjang perkembangan suatu kota sebab “pendidikan merupakan wahana penting untuk mengubah pola pikir dan cara pandang” setiap orang. Karena kita ketahui bahwa tanpa pendidikan maka segala sesuatu yang direncanakan dan dilakukan tidak akan berhasil dengan baik.
Untuk itu masukan bagi pemerintah Kota Jayapura agar dapat meningkatkan pendidikan, terutama menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan bagi terlaksananya kegiatan pembelajaran, dan juga tenaga guru yang professional agar tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada Pembukaan UUD 1945 dapat tercapai.

Permasalahan Permukiman
Permasalahan pemukiman yang terkait dengan penggunaan lahan di kota Jayapura diakibatkan karena jumlah penduduk yang terus bertambah disamping itu pula dengan hadirnya berbagai bangunan fisik yang tentu membutuhkan daerah yang luas dan layak untuk membangun. Sehingga menyebabkan kota Jayapura terus diperluas melewati batas-batas pinggiran kota sebagai akibat jumlah penduduk yang terus bertambah tidak hanya secara alamiah tetapi juga non alamiah (migrasi), dan kebutuhan akan ruang/lahan yang terus bertambah. Memang hal tersebut merupakan salah satu ciri perkembangan kota, tetapi dengan melihat kondisi topografi kota jayapura, maka dapat dikatakan bahwa daerah terbangun di Jayapura sudah tidak luas lagi.
Untuk itu hal yang harus dilakukan oleh pemerintah kota ataupun solusi yaitu segala kegiatan pembukaan lahan untuk pembangunan harus direncanakan dengan baik agar tidak mengacaukan pola tata ruang yang sudah diatur, sehingga kota terlihat indah. Dalam arti bahwa segala sesuatu harus direncanakan supaya pemerintah tidak kecolongan dalam membangun Kota Jayapura.

Permasalahan Kesehatan
Permasalahan kesehatan yang terjadi di Kota Jayapura berdasarkan ulasan dari tabloid mingguan Jubi yang disebutkan pada rubric pendidikan dan kesehatan dikatakan bahwa “Kusta terus mengancam Kota Jayapura”, hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Jayapura Arif Dwi Darmanto, M.Kes, total jumlah penderita kusta Tahun 2009 di Kota Jayapura mencapai 220 kasus dari total jumlah penduduk 236.456 jiwa. Selanjutnya disebutkan bahwa angka prevalensi kusta sangat mengejutkan yaitu 11,2 jiwa per 10.000 penduduk, dengan adanya kasus tersebut maka membuat Kota Jayapura menjadi wilayah yang memiliki kasus kusta tertinggi diantara seluruh kabupaten/ kota di propinsi Papua, dan banya kasus baru yang ditemukan diberbagai tempat di wilayah Kota Jayapura. Disamping itu pula masalah lain yang sedang dihadapi oleh pemerintahan Kota Jayapura yaitu, mereka kurang memperhatikan masyrakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, karena walaupun sarana fiisk untuk mempermudah pelayanan kesehatan telah dibangun tetapi petugas-petugas yang tidak berada ditempat karena alasan transportasi atupun tempat tugas yang jauh. Walaupun Kota Jayapura sudah berusia satu abad tetapi pelayanan kesehatan belum dirasakan oleh seluruh masyarakatnya, karena disebabkan oleh dana operasional yang terlalu besar.
Untuk itu hal yang harus dilakukan yaitu meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan tenaga medisnya dan biaya operasional, dan untuk masalah kusta pemerintah kota harus berkomitmen untuk menghentikan laju prevalensi kusta, dengan tak hanya menambah dana, tetapi perbaikan manajemen pelayanan menuju standar mutu pelayanan kesehatan harus dilakukan.

Permasalahan Sampah
“Volume sampah di Kota Jayapura terus meningkat, fasilitas pengelolaannya sangat terbatas. Tapi belum ada kemauan dari Walikota dan DPRD untuk memperhatikan sampah, jika kita melewati sepanjang jalan di dalam pusat Kota Jayapura mapun sepanjang Abepura bau tak sedap muncul dari parit-parit, bila selesai hujan, jalan raya tertutup tanah dan sampah. Setiap hari sekitar 400 meter kubik sampah yang berserahkan, itupula disebabkan oleh jumlah penduduk yang semakin bertambah”. Kalimat tersebut sangat bertolak belakang dengan apa yang diidam-idamkan oleh Walikota untuk menjadikan Kota Jayapura sebagai kota yang bersih dan indah tidak akan terwujud. Sebab masalah sampah belum ditangani secara baik, dan berdasarkan data dari DKP bahwa persoalan sampah memang membutuhkan perhatian yang serius sebab, setiap harinya masyarakat Kota Jayapura memproduksi sampah sampah setiap hari 900-967 meter kubik per hari, sedangkan yang hanya mampu diangkut dan dibuang oleh DKP ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Nafri hanyalah berjumlah 400-417 meter kubik per hari. Itu berarti ada sekitar 500 sampah yang berserahkan di Kota Jayapura jika terjadi hujan ataupun tidak hujan.
Untuk itu pemerintah kota harus melihat hal ini, sebab pembangunan tidak akan berjalan dengan baik jika masyarakatnya sakit akibat dampak dari sampah yang berasal dari rumah tangga maupun industri menengah dan kecil. Selanjutnya DKP (Dinas Kebersihan & Pemakaman) tidak mungkin melihat masalah sampah yang ada di Kota Jayapura dengan sepenuhnya, sebab jumlah PNS yang ada di instansi ini berjumlah 110 orang dengan jumlah buruh 302 orang, sehingga mana mungkin 302 buruh tersebut dapat menangani sampah dari 236.456 jumlah penduduk Kota Jayapura yang semakin hari makin bertambah baik secara alamiah maupun non alamiah (migrasi). Sehingga perlu ada perhatian dari masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menangani masalah sampah

Permasalahan Kriminalitas
Permasalahan kriminalitas terjadi akibat timbulnya kecemburuan social terhadap seorang individu ataupun kelompok. Yang disebabkan oleh karena rasa ketidakpuasan terhadap status social yang sedang dijalani, sehingga terjadi banyak pencurian, pemalakan, pembunuhan dan pemerkosaan. Hal tersebut merupakan hal-hal yang terjadi sering terjadi di kota-kota besar yang ada di Indonesia, hal tersebut dilakukan karena tidak adanya lapangan pekerjaan.
Untuk itu pemerintah kota harus mampu melihat hal tersebut dengan menciptakan lapangan pekerjaan bagi para pengangguran ataupun para pencari kerja yang ada di Kota Jayapura, tetapi alangkah baiknya mereka diberikan modal usaha untuk turut membangun Kota Jayapura.

Permasalahn Lalu Lintas
Permaalahan lalulintas sering terjadi di Kota Jayapura karena tidak ada jalan alternative lain, jika hendak bepergian ke pusat kota. Apalagi jika kapal putih sedang sandar di pelabuhan Jayapura, atau jika terjadi demo besar-besaran di Kota Jayapura maka arus lalu lintas akan terhambat akibat hal-hal tersebut. Semuanya itu karena jumlah kendaraan yang semakin bertambah akibat jumlah penduduk Kota Jaypura yang dari tahun ke tahun terus meningkat.
Untuk itu pemerintah kota dan pihak PJR Polda Papua harus menyikapi masalah lalu lintas dengan baik agar pengguna jalan raya merasa nyaman pada saat berkendaraan.

Daftar Acuan
Tabloid Jubi, Edisi 50/Tahun III, Kamis 17 – 30 Desember 2009
Edisi 55/Tahun III, Kamis 25 Februari – 10 Maret 2010
Tabloid Suara Perempuan Papua, No. 13 Tahun V, 6 April – 12 April 2009
Edisi XII Tahun VI, 21 – 28 Desember 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar