Laman

Selasa, 13 Maret 2012

TEKTONISME & GEOMORFOLOGI PAPUA

a. Tektonisme Papua

Secara umum terbentuknya Pulau Papua (dulunya Irian Jaya) dipengaruhi oleh tiga lempeng yang dominan yaitu lempeng benua Australia di bagian selatan dan lempeng Pasifik di bagian utara dan lempeng Eurasia di sebelah barat. Pulau Papua pada awalnya diperkirakan merupakan semenanjung utara dari Australia namun karena adanya pergerakan lempeng benua Australia yang bergeser ke arah utara mendekati Asia kira – kira 45 juta tahun yang lalu memungkinkan membanjirnya lautan ke daratan sehingga sejak saat itu hubungan Papua dan Australia menjadi terpisah.

Tektonik Papua diawali pada Permo-Trias, yang sering disebut sebagai orogenesa Tasman. Pada saat itu Papua-Papua New Guinea mulai melepaskan diri dari Benua Australia bergerak ke arah Utara kemudian berbenturan dengan lempeng Pasifik pada Orogenesa Melanesia yang mengakibatkan sesar miring ke utara dan terbentuknya pegunungan tengah, sedangkan pada masa Pleistosen terjadi pensesaran miring ke selatan di bagian utara Papua.

Jika dilihat pada Peta Papua ada daratan sempit (Wilayah Teluk Bintuni) yang menyerupai leher yang menghubungkan bagian kepala dan ekor, bagian leher tersebut terjadi karena adanya tekanan dari lempeng Eurasia, Pasifik dan Australia.

Tipe tektonisme yang ada di Papua adalah Subduksi dimana dua lempeng Australia dan Pasifik menunjam, bertubrukan dan akhirnya bagian bertemunya kedua lempeng tersebut terangkat dan menjadi jalur pegunungan tengah Papua. Pada propinsi Papua terdapat Sesar Sorong yang merupakan retakan besar dalam kerak bumi yang diberi nama sesuai dengan kota Sorong di sebelah timur laut Papua. Selama 40 juta tahun yang lalu retakan ini telah melepaskan potongan daratan yang luas dari New Guinea sebelah utara dan bergeser ke barat dan potongan daratan tersebut diyakini sebagai asal mula dua lengan yang terbentuk pada Sulawesi pada saat ini. Bukti dari hipotesis ini antara lain :

  1. Pada danau – danau di kawasan ini (Wilayah Sulawesi) berisi ikan air tawar yang jenisnya sangat dekat dengan jenis di Australia, padahal ikan di danau di Sulawesi umumnya berasal dari Asia.
  2. Terdapat dua jenis Kus – kus dan burung Maleo yang berbusut aneh serta beberapa flora dan fauna yang bercirikan daerah Australia-Papua, flora dan fauna tersebut diyakini berasal dari Australia-Papua yang mampu bertahan hidup pada saat terpisahnya daratan yang luas akibat sesar sorong dan daratan tersebut bergeser ke arah barat menyeberangi Laut Maluku hingga akhirnya bertabrakan dan menyatu membentuk Sulawesi. Hingga saat ini flora fauna tersebut terus beradaptasi dan hidup melalui persaingan dengan fauna Asia lain yang ada di Sulawesi.

b. Geomorfologi Papua

Secara fisiografis Pulau Papua atau lebih dikenal Irian Jaya dari utara ke selatan di bagi ke dalam lima unit sebagai berikut (Van Bemmelen, 1949) :

  1. Pantai utara yang merupakan batas selatan blok melanesia
  2. Trough Mamberamo-Bewani yang terletak antara batas selatan Melanesia dengan pegunungan di selatannya. Depresi geosinklin ini membentang dari pantai Waropen sampai ke Matapau di timur.
  3. Pegunungan utara, terdiri dari batuan metamorfik dan batuan beku berumur pra-tersier dan secara tidak merata tertutup oleh lime-stone berumur tersier bawah. Pegunungan ini mulai terangkat pada miosen bawah.
  4. Depresi Median, depresi ini terletak di antara dataran pantai dan pegunungan di bagian tengah.
  5. Pegunungan tengah yang bersalju. Daerah ini terdiri dari endapan geosinklin pra-tersier dan intrusi batuan beku, kemudian disusul oleh endapan berumur paleogen dan miosen bawah. Pegunungan tengah ini benar-benar mengalami pengangkatan sehingga keberadaannya berada di atas permukaan laut pada paleogen akhir. Puncak tertingginya mencapai 500m berada di tepi selatan komplek Pegunungan Nasau. Adapun komplek pegunungan ini memiliki lebar 100-150 Km. Dari atas selatan ini ke arah utara ketinggiannya mulai menurun dan membentuk beberapa lembah dan pegunungan yang sejajar. Di batas utara pegunungan tengah memiliki ketinggian tertinggi 5030m yaitu di Puncak Jaya.
  6. Depresi-Digul-Fly sebagai kompensasi terhadap adanya pengangkatan di bagian tengah maka bagian selatan pulau Papua mengalami penurunan di sepanjang tepi selatannya.
  7. Igir Merauke. Igir ini hanya beberapa meter tingginya dan dapat ditelusuri mulai dari kepulauan Aru ke arah timur sampai ke Bomberai dan Misool.

Daftar Acuan

Petocs, R.G., 1987. Konservasi Alam dan Pembangunan Irian Jaya, Strategi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Secara Rasional. Temprit : Jakarta.

Van Bemelen, 1949. The Geology of Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar